Minggu, 25 Juli 2010

Between Two Maknaes part 2

(Sooyoung’s POV)
Aaaahhhh, akhirnya konser ini selesai sudah! Konser penutupan SM Tour Concert. Rangkaian konser kali ini sedikit lebih melelahkan daripada yang sebelum-sebelumnya. Mungkin karena fans SNSD mulai lebih banyak sehingga part kami di setiap konser juga lebih banyak.
Aku dan kedelapan memberku yang lain sedang duduk santai di ruang tunggu kami. Untunglah kali ini ruang tunggu kami semua dipisah, karena, bagaimanapun, aku merasa agak risih harus seruangan dengan member-member DBSK, Super Junior dan SHINee. Memang kami tidak ganti baju di ruang itu, tapi aku tetap saja tidak merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang biasanya aku lakukan. Misalnya seperti sekarang ini, tidur telentang dengan tangan terentang di sofa. Bayangkan kalau Kyuhyun-oppa melihatku sedang seperti ini! Yeah, memang sepertinya aku hanya risih pada Kyuhyun-oppa. Kalau sekarang dipikir-pikir, sepertinya aku tidak keberatan kalau Onew atau Eunhyuk-oppa atau Yoochun-oppa yang melihatku seperti ini.
Aku tersenyum membayangkan liburan tiga hari yang sudah di depan mata. Aku memang pintar! Aku sengaja minta libur tiga hari pada manajer-oppa setelah konser ini untuk mengembalikan tenagaku. Yah, memang sepertinya beberapa tugas kuliahku juga sudah antri untuk dikerjakan.
Sementara itu, Hyoyeon dan Yuri sedang meributkan model baju apa yang cocok mereka pakai untuk datang ke syuting Star Golden Bell besok di sebelahku. Dasar mereka itu! Mereka pasti tahu nanti saat akan syuting mereka harus memakai seragam peserta. Aku tahu mereka memikirkan akan memakai apa hanya agar yakin terlihat cantik di depan member-member 2PM yang juga akan jadi bintang tamu.
Saat Hyoyeon dengan penuh semangat menyarankan memakai one-piece pendek warna emasnya Seungwo-oppa, salah satu manajer kami, masuk ke ruangan itu. Aku cuek saja. Biar saja dia melihatku dalam posisi yang jelas-jelas tidak feminim ini. Yang penting bukan Kyuhyun-oppa saja.
“Girls! Mohon perhatiannya!” dia berteriak.
Seperti biasa, hanya Tiffany dan Seohyun yang mendengarkan. Yang lain masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing: Yuri dan Hyoyeon berdebat makin panas karena Yuri baru saja mengatakan selera Hyoyeon sangat fashion-terorist-like (aku setuju denganmu, Yul!); Yoona sibuk dengan ponselnya, menelepon PD acara-entah-apa lagi yang akan dibintanginya; Sunny, seperti biasa, tidak lepas dari PSP-nya; Jessica dan Taeyeon sedang mengobrol tentang konser tadi.
Aku memejamkan mataku karena kalau Seungwo-oppa datang untuk mengatakan ada sebuah tawaran untuk hadir di Star King atau Kamshinjang, aku akan pura-pura sedang tidur lelap saja. Tapi ternyata Seungwo-oppa tidak akan mengatakan itu.
“Selamat ya!” katanya ceria. “Penampilan Kalian sangat bagus tadi. Ada banyak hadiah dari fans. Oppa sudah memasukkannya ke bus dan membaginya menurut masing-masing member.”
Aku membuka mataku sedikit karena Hyoyeon dan Yuri sangat berisik sehingga agak sulit berkonsentrasi mendengar suara Seungwo-oppa.
“Nah, untuk merayakannya, minggu depan manajemen akan mengadakan pesta dansa untuk seluruh artis SM yang ikut konser ini.”
“Mengadakan apa?” tanya Taeyeon. Perhatiannya seluruhnya teralih ke berita mengejutkan ini.
“Pesta dansa,” ulang Seungwo-oppa sabar.
Segera saja semua member, termasuk aku, memusatkan perhatian pada berita mengejutkan ini.
“Pesta dansa?” ulang Tiffany dengan nada tidak percaya.
“Iya Fany-ah,” kata Seungwo-oppa sambil melambaikan tangannya lelah. “Untuk itu, Kalian bersiap-siap saja. Kalian bisa menentukan gaun dan aksesoris apa yang Kalian pakai dari sekarang. Kalian siapkan sendiri. Tapi terserah kalau Kalian ingin konsultasi ke Coordy-nim”
“Jadi, kami harus bawa pasangan?” tanya Yuri antusias.
“Itu terserah Kalian. Ini kan sebenarnya hanya pesta perayaan. Oppa pikir Kalian juga tidak wajib berdansa dan memiliki pasangan.”
“Tapi aku ingin membawa pasanganku sendiri!” jerit Yuri gembira.
“Memangnya Unni punya?” tanya Yoona sambil mencibir.
“Tentu saja.”
“Siapa?” tanya Seohyun.
“Taeyang-ssi,” jawab Yuri dengan mata berbinar.
“Taeyang-ssi?”
Member-member lain langsung berkumpul di sekeliling Yuri, menuntutnya menceritakan kisahnya dengan Taeyang-ssi.
Aku kembali merebahkan tubuhku. Kalau saja moodku sedang baik, pasti aku akan membantu Sica dan Sunny untuk mencubit Yuri karena tidak menceritakan dari dulu tentang hubungannya dengan Taeyang-ssi. Tidak, mereka tidak pacaran. Tapi, menurut Yuri, mereka berdua memiliki hubungan yang sangat dekat.
Aku memejamkan mataku dan mulai berkhayal. Kalau saja Kyuhyun-oppa tidak menolakku, pasti kami sudah pacaran sekarang. Dan pasti aku akan berangkat ke pesta dansa bersama dengannya. Dan kami akan berdansa berdua. Pasti sangat romantis. Aku bisa membayangkan dia memeluk pinggangku. Aaahhhh... membayangkannya saja sudah membuatku senang.
Tidak! Tidak Choi Sooyoung! Kau tidak boleh berkhyal terlampau tinggi. Itu hanya akan membuamu lebih sakit hati.
Aku menghela nafas. Pasti tampangku sekarang sangat merana. Yah, tidak ada harapan untuk menjadi pasangan Kyuhyun-oppa untuk pesta dansa ini. Lebih baik aku memikirkan apa yang akan aku pakai saja. Sepertinya gaun putih yang dibelikan Tiffany dan Siwon-oppa dua bulan yang lalu cukup cocok untukku.
“Girls!” Kibum-oppa, manajer kami yang lain masuk. “Ayo makan malam dulu. Kita ditraktir Lee Sooman-sunsaenim di Century!”
“Asyiiiiik!!!” kami bersembilan langsung bangkit dengan penuh semangat.
(End of Sooyoung’s POV)
(Changmin’s PO)
Saat itu kami sedang makan malam di meja makan besar di lantai dua Restoran Century untuk merayakan kesuksesan konser tahunan SM Town. Aku sengaja menyuruh Key pindah dari sebelah Sooyoung. Tentu saja dia menurut. Haha, itu untungnya menjadi sunbae.
Sooyoung saat itu sedang sibuk menasihati Sulli yang hampir jatuh by accident saat tampil tadi. Dia tidak sadar bahwa tempat Key sudah digantikan olehku.
Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padanya. Sesuatu yang langsung muncul di kepalaku setelah mendengar pengumuman dari manager-hyung tadi. Tapi, segera aku tidak hanya ingin mengatakan sesuatu saat tanganku tidak sengaja memegang tangan Sooyoung saat kami sama-sama akan mengambil kimbab. Yah, bukan berarti aku tidak mau melakukannya, tapi aku terlalu grogi, mengingat aku akan mengajak seorang gadis pergi ke pesta dansa, untuk memikirkan hal lain seperti pura-pura tidak sengaja memegang tangannya saat dia akan mengambil kimbab. Jadi, itu benar-benar tidak sengaja.
Normalnya, yang lain akan bersuit-suit dan meledek kami kalau ada adegan seperti ini. Tapi, karena status kami, Dana-noona yang duduk di hadapanku langsung berkomentar,
“Jangan berebutan! Masih ada banyak kok!”
“Iya! Dasar shiksin!” Leeteuk-hyung ikut-ikutan sambil tertawa.
Aku tidak tahu harus lega atau kecewa karena tidak ada yang ingat untuk meledek kami hanya karena kami shiksin. Tapi, saat aku menoleh pada Sooyoung untuk meminta maaf, aku melihat ada semburat pink di pipinya. Cute sekali!
Setelah insiden kecil itu, semuanya kembali ke obrolan masing-masing. Dana-noona kembali mengobrol tentang butik kukunya dengan Yuri (“Sebenarnya modalnya tidak perlu besar. Dan keuntungannya juga cukup besar untuk mengembalikan modal dalam waktu singkat.”) Leeteuk-hyung memberi tahu siapa saja yang mau mendengarkan tentang MP5 baru yang dibelinya (“Memorinya sangat besar. Kita bisa menyimpan semua episode Boys Before Flower, Full House dan Nodame ditambah Desperate Housewife dan Sex and the City.”). Sulli mengobrol tentang konser mereka tadi dengan Luna.
Aku melirik Sooyoung yang sekarang sibuk dengan kimbabnya. Beranikah aku?
“Mmm, Sooyoungie?!”
Damn! Aku benci mengawali kata-kataku dengan ‘Mmm’. Kesannya ragu-ragu dan tidak tegas. Tapi, mau bagaimana lagi? Aku memang BENAR-BENAR grogi sekarang.
Sooyoung menoleh padaku. “Ne, Oppa?”
Aku menarik nafas, berusaha tenang.
“Kau tahu minggu depan ada pesta dansa, kan?”
Sooyoung mengangguk. Wajahnya tanpa ekspresi. Dan aku setengah berharap dia memerah seperti tadi lagi karena dia sangat cute kalau begitu.
“Mmm...” oh tidak, kenapa akau ber’mmm’ lagi? “Kau mau pergi?”
“Iya. Kami bersembilan sudah berjanji akan datang bersama,” katanya polos.
“Kau akan berpasangan dengan siapa?”
“Oh,” Sooyoung mendesah pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya ingin datang. Aku belum memikirkan tentang pasanganku. Memangnya kenapa, Oppa?”
Aku agak tercekat. Ayo! Aku harus bisa!
“Bagaimana kalau kita pergi bersama? Maksudku, Kau berpasangan dengan Oppa...”
Sooyoung terdiam cukup lama sampai aku berpikir bahwa dia sedang memikirkan bagaimana cara terbaik menolakku tanpa menyakitiku. Tapi, setelah itu dia tertawa.
“Apa yang lucu?” tanyaku bingung.
“Hahaha. Pasti Oppa mengajakku untuk menjadi pasangan Oppa agar Oppa tidak perlu berdansa, kan? Agar Oppa bisa tetap duduk di meja dan memakan semua yang bisa dimakan, kan?”
Aku terkesiap. Bahkan Sooyoung pun sangat terpengaruh dengan gelar ‘Shiksin’ku.
Pelan aku mengangguk. Biar saja. Yang penting Sooyoung pergi denganku.
“Oke! Aku mau! Kita bisa menghabiskan semua makanan selama yang lain berdansa,” katanya dengan nada bersekongkol.
(End of Changmin’s POV)
**********
(Sooyoung’s POV)
Changmin-oppa mengajakku ke pesta dansa bersama! Well, bukan benar-benar pergi bersama. Maksudnya, Changmin-oppa mengajakku menjadi pasangannya. Hehehe, aku bukannya tidak tahu. Changmin-oppa sengaja mengajakku karena aku satu-satunya gadis yang tidak mempermasalahkan makanan apa (dan seberapa banyak) yang masuk ke mulutku. Selain Yoona tentunya, tapi siapapun tahu Yoona akan susah didapatkan. Maksudku, cowok mana sih yang tidak mau menjadi pasangan Yoona? Dan aku menerima ajakan Changmin-oppa itu. Maksudku, jelas aku tidak punya harapan untuk bisa pergi dengan Kyuhyun-oppa. Dan prospek makan bersama Changmin-oppa cukup menghibur bagiku.
Ngomong-ngomong, makanan malam ini enak sekali. Apalagi kimbabnya. Ohya, tadi aku dan Changmin-oppa sempat rebutan kimbab. Bukan benar-benar rebutan. Jadi, waktu aku mau mengambil kimbab dia juga mau mengambil. Jadinya tangan kami beradu. Aku jadi malu sendiri. Itu kan jelas-jelas menunjukkan ke’shikhin’an kami. Apalagi Kyuhyun-oppa mungkin saja melihatku. Ah, sudah cukup banyak hal memalukan yang aku alami di depan Kyuhyun-oppa tanpa harus rebutan KIMBAB dengan Changmin-oppa.
Tapi... tunggu! Bukannya tadi yang duduk di sebelahku Key ya? Kenapa sekarang jadi Changmin-oppa?
Aku memandang sekeliling meja, dan itu dia! Duduk di antara Kangin-oppa yang semangat mengobrol tentang SOJU dengan Heechul-oppa, dan Jessica yang sedang mengatakan sesuatu (sebenarnya lebih terlihat seperti mengomel) kepada Krystal. Ha, kenapa dia memilih tempat duduk yang tidak strategis seperti itu? Lebih baik dia tetap di sini. Paling tidak aku tidak akan berlama-lama memberi saran untuk memilih high heel pada Sulli, dan lalu aku akan mengobrol dengannya.
“Sooyoungie...?” panggil Changmin-oppa. Aku menoleh padanya.
“Bagaimana show tadi?”
Aku mengangkat alis. Sejak kapan Changmin-oppa menanyakan hal-hal seperti ini? Kalau Yunho-oppa memang biasa menanyakan “Bagaimana konser tadi? Bagus? Kalian oke? Bagaimana respon penonton? Dancenya susah tidak? Kostumnya nyaman?”. Tapi tidak dengan Changmin-oppa. Sejauh yang aku ingat, Changmin-oppa hanya bertanya hal-hal seperti “Di mana restoran sushi paling enak di Ilsan?” atau “Di mana Kau membeli pancake kemarin?” padaku.
“Mmm, bagus...” aku tidak tahu jawaban seperti apa yang diharapkannya.
“Tadi dancemu bagus sekali,” katanya sambil tersenyum.
Mataku melebar, “Oppa menonton kami? Menontonku?”
Dia tertawa. “Memangnya kenapa?”
Aku menggeleng. Cukup aneh. Biasanya artis lain tidak akan membuang waktu untuk menonton artis lain karena harus mempersiapkan penampilan mereka sendiri.
Aku meneruskan makanku. Tapi aku merasa ada yang aneh. Aku menoleh dan melihat Changmin-oppa memandangku sambil tersenyum.
Aku mengelus pipiku dengan tidak nyaman.
“Mmm, Oppa, ada sesuatu di wajahku?”
Changmin-oppa terlihat terkejut dan cepat-cepat menggeleng.
Aku menggembungkan pipiku. Sebal. Sepertinya Changmin-oppa melihat sesuatu yang tidak ingin aku ketahui. Tiba-tiba Changmin-oppa mencolek pipiku sambil tertawa.
Aku meliriknya. Apa yang lucu?
“Pipimu...” katanya sambil tertawa. Oke, sekarang dia bisa membaca pikiranku?
“Pipimu lucu sekali!” katanya sambil mencubit pipiku.
“Oppa!” teriakku.
Enak saja mencubit-cubit pipiku. Ini kan aset berhargaku. Banyak orang yang menyukaiku gara-gara pipiku. Yah, memang lebih banyak yang menyukaiku gara-gara kakiku (uh yeah, aku si Long-legged Sooyoung), tapi aku merasa pipi lebih bermartabat untuk disukai daripada kaki. Dan pipiku yang malang ini sudah terlalu sering dicubit Sungmin-oppa selama malam-malam siaran Chunji Radio kami dulu.
“Ah, miane Sooyoungie,” kata Changmin-oppa. Wajahnya merah karena tertawa. Aku mendelik padanya.
(End of Sooyoung’s POV)

2 komentar:

  1. Uaaaa.... Keren !!! Buat FF tentang Sooyoung Yg Banyak *maksa :P* Hohhohohoho....

    Sii Changmin Sukka Ama Sooyoung ???

    LANJUTKAN ... !!

    BalasHapus
  2. gak dilanjutin lagi tha siapa yg bakal jadi namjanya Sooyoung? Kyuhyun ato Changmin???

    BalasHapus